REVISI REVIEW BUKU “La Tahzan”
Jangan Bersedih!
Karangan: Dr. ‘Aidh Al-Qarni
Dosen Pengampu: Aziz Abdullah, S. Ag., MA.
Oleh:
Sri Sayekti
NIM. 15812553
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM MASJID SYUHADA
YOGYAKARTA
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….… 1
ISI ……………………………………………………………………………….. 2
A.
Bersedih: Tak
Diajarkan Syariat dan Tak Bermanfaat ……..………. 2
B.
Sebab-sebab
yang Membuat Hati Menjadi Lapang …………...…….. 2
C.
Kiat-Kiat
Bahagia ……………………………………………...………. 3
D.
Sumber-sumber
Kebahagiaan ………………………………...………. 3
E.
Tips
Menjadi Orang yang Paling Bahagia ……………………….…… 3
DAFTAR PUSTAKA ………………………….……………………………….. 5
ISI
A. Bersedih: Tak Diajarkan Syariat dan Tak
Bermanfaat
Bersedih itu sangat dilarang. Hal ini
ditegaskan dalam firman Allah yang artinya “Dan, janganlah kamu bersikap
lemah dan jangan (pula) bersedih hati.” Bersedih hanya akan memadamkan
kobaran api semangat, meredakan tekad , dan membekukan jiwa. Kesedihan itu
ibarat penyakit yang membuat tubuh menjadi lemas tak berdaya sebab kesedihan
hanya memiliki daya menghentikan dan bukan menggerakkan.
Kesedihan merupakan salah satu hal yang
paling disenangi setan. Maka dari itu, setan senantiasa berupaya agar seorang
hamba bersedih sehingga hamba tersebut menghentikan langkah niat baiknya.
Bersedih tidak diajarkan dan tidak
bermanfaat. Maka Rasulullah SAW sesantiasa memohon perlindungan dari Allah agar
dijauhkan dari kesedihan. Beliau selalu berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ
وَالْحُزْنِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih
dan duka cita.”
Kesedihan adalah teman akrab kecemasan. Perbedaan
diantara keduanya ialah apabila suatu hal yang tidak disukai hati itu berkaitan
dengan hal-hal yang belum terjadi, ia akan membuahkan kecemasan. Sedangkan bila
berkaitan dengan persoalan masa lalu, maka ia akan membuahkan kesedihan.
Persamaan antara kecemasan dan kesedihan ialah bahwa keduanya sama-sama dapat
melemahkan semangat dan kehendak hati untuk berbuat suatu kebaikan.
B.
Sebab-sebab
yang Membuat Hati Menjadi Lapang
Ibnul Qayyim menyebutkan beberapa hal yang membuat
hati menjadi lapang, yakni:
1.
Tauhid
2.
Amal salih
3.
Keberanian
C. Kiat-Kiat
Bahagia
1.
Menyadari bahwa kehidupan bukan hanya dalam batasan hari ini saja.
2.
Melupakan masa lalu dan semua yang pernah terjadi.
3.
Jangan menyibukkan diri dengan masa depan.
4.
Beriman kepada Allah dan beramal salih adalah kehidupan yang baik.
5.
Seorang hamba harus sadar bahwa semua yang terjadi sudah sesuai qadha’
dan qadar.
6.
Semua qadha’ bagi seorang muslim baik adanya.
7.
Yakin, dari waktu ke waktu pasti ada jalan keluar.
8.
Jangan pernah hancur hanya karena perkara sepele.
9.
Setiap musibah mengandung suri tauladan.
D. Sumber-sumber
Kebahagiaan
1.
Amal Salih
2.
Istri salihah
3.
Rumah yang Luas
4.
Penghasilan yang baik
5.
Akhlak yang baik dan penuh kasih kepada sesama
6.
Terhindar dari impitan utang dan sifat boros
E. Tips Menjadi
Orang yang Paling Bahagia
1.
Memiliki keimanan yang kuat.
2.
Jangan mengingat-ingat masa lalu sebab yang lalu telah usai.
3.
Menerima qadha’ yang telah pasti sebab Allah lebih tahu mana yang kita
butuhkan.
4.
Selalu ingat pada Allah dengan begitu hati akan menjadi lapang.
5.
Membiarkan masa depan datang dengan sendirinya.
6.
Bersihkan hati dari rasa dengki dan iri.
7.
Bertawakallah pada Allah dan serahkan semua perkara kepada-Nya.
8.
Optimislah, jangan pernah berputus asa dan menyerah tanpa usaha.
9.
Tersenyumlah kepada siapa saja, niscahya kita akan mendapatkan cinta
kasih mereka.
10. Menyadari bahwa kita bukan satu-satunya orang yang
mendapat ujian.
Salah satu hal yang tidak diperbolehkan dalam Islam
adalah mengkhayal (bermimpi) terlalu tinggi. Misalnya saja seorang pemuda
berangan-angan menjadi orang kaya namun dia malas bekerja dan hanya
mengantungkan hidupnya pada orang lain sudah dipastikan dia tidak akan mampu menggapai impiannya sebab impian bisa
diraih hanya dengan doa yang tulus, usaha yang maksimal dan nasib baik yang
menghampiri.
Sebagai seorang mukmin sudah
kewajiban kita untuk sadar bahwa
semua yang terjadi sudah sesuai qadha’ dan qadar. Qadha’ dan qadar yang
ditetapkan Allah SWT semuanya baik sebab Allah SWT lebih tahu dari pada kita.
Allah SWT adalah pencipta kita, jadi sudah sepantasnya kita menyerahkan segala
urusan kepada-Nya. Namun, sebagai seorang hamba kita jangan hanya berpangku
tangan tanpa melakukan apapun sebab Allah SWT tidak akan merubah nasib
seseorang/ suatu kaum jika ia tak mau merubahnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qarni,
‘Aidh. 2014. La Tahzan atau La Tahzan; Jangan Bersedih!. Terj.
Rahman, Samson. Jakarta: Qisthi press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar