MAKALAH
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
PENGERTIAN,
RUANG LINGKUP DAN KEGUNAAN FILSAFAT PENDIDIDKAN ISLAM
Dosen
Pengampu: Widi Astuti, S.Pd.I., M.Pd.I
Oleh:
Sri Sayekti
NIM. 15812553
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM MASJID SYUHADA
YOGYAKARTA
2017
KATA
PENGANTAR
Alhamdulilllahirabbil ‘alamin. Puja dan
puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat limpahan
rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, kami bisa menyelesaikan tugas
penyusunan makalah dengan judul “PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN KEGUNAAN
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.”
Kami
selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada Ibu Widi Astuti
S. Pd. I., M. Pd. I., selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam yang telah memberikan kepercayaan untuk membuat makalah ini,
serta orang tua yang senantiasa berdoa untuk kelancaran tugas kami.
Penyusun
menyadari bahwa makalah yang dibuat masih banyak kekurangan dan tidak lepas
dari kesalahan. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bisa memberikan suatu manfaat bagi
kami dan para pembaca serta dapat dijadikan referensi untuk penyusunan makalah
di waktu yang akan datang.
Yogyakarta, 27 Februari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ………...…………………………………………………. i
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………………. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang …………………………………………………………. 1
B. Rumusan
Masalah ………………………………………………………. 1
C. Tujuan
Penulisan ………………………………………………………... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Filsafat Pendidikan Islam …………………………………… 3
B. Ruang
Lingkup Filsafat Pendidikan Islam ………………………………. 6
C. Kegunaan
Filsafat Pendidikan Islam …………………………………..… 7
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………………………………... 9
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………….. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada beberapa pendapat mengenai arti dari
filsafat, salah satunya berasal dari filsuf muslim Al Farabi yang mengatakan
bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan
menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.[1]
Ada empat istilah yang biasa digunakan
dalam membahas filsafat dan pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan Islam.
Pertama, filsafat pendidikan, dalam bahasa Inggris disebut philosophy of
education dan dalam bahasa Arab disebut falsafah al-tarbiyah. Kedua,
filsafat dan pendidikan, dalam bahasa Inggris disebut philosophy and
education dan dalam bahasa Arab disebut al-falsafah wa al-tarbiyah.
Ketiga, filsafat dalam pendidikan, dalam bahasa Inggris disebut philosophy
in education dan dalam bahasa Arab disebut al-falsafah fi al-al-tarbiyah.
Keempat, dasar-dasar dalam filosofis untuk pendidikan, dalam bahasa Inggris
disebut philosophical faundation of education dan dalam bahasa Arab
disebut al-ushul al-falsafiyah li al-tarbiyah. Makalah ini akan membahas
filsafat pendidikan Islam dalam bahasa Inggris disebut Philosophy of Islamic
Education dan dalam bahasa Arab disebut Falsafah al-Tarbiyah
al-Islamiyah.[2]
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
masalah yang dirumuskan antara lain:
a. Apa
pengertian Filsafat Pendidikan Islam?
b. Apa
saja ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam?
c. Apa
kegunaan Filsafat Pendidikan Islam?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah:
a. Untuk
mengetahui pengertian Filsafat Pendidikan Islam.
b. Untuk
mengetahui ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam.
c. Untuk
mengetahui kegunaan Filsafat Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat
secara etimologi berasal dari bahasa Yunani Philosophia, Philo artinya
suka, cinta atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya
kebijaksanaan. Dengan demikian secara sederhana filsafat dapat diartikan cinta
atau kecenderungan pada kebijaksanaan.[3]. Dengan demikian filsafat adalah
suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan
sebagai sasaran utamanya.
Sedangkan pendidikan, menurut orang-orang Yunani ialah usaha
membantu manusia menjadi manusia. Ada dua kata yang penting dalam kalimat itu,
pertama “membantu” dan “manusia.” Manusia perlu dibantu agar ia berhasil
menjadi manusia. Seseorang dapat dikatakan telah menjadi manusia apabila telah
memiliki nilai (sifat) kemanusiaan.[4]
Selanjutnya bagaimanakah pandangan para ahli mengenai
pendidikan dalam arti yang lazim digunakan dalam praktek pendidikan. Dalam
hubungan ini dijumpai berbagai rumusan yang berbeda-beda. Ahmad D. Marimba,
misalnya mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si - terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama. Berdasarkan rumusannya ini, Marimba
menyebutkan ada lima unsur utama dalam pendidikan, yaitu 1) Usaha (kegiatan)
yang bersifat bimbingan, pimpinan atau pertolongan yang dilakukan secara sadar.
2) Ada pendidik, pembimbing atau penolong. 3) Ada yang di didik atau si
terdidik. 4) Adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan tersebut, dan. 5) Dalam
usaha tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
Sebagai suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih
sempurna dan komprehensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya yang pernah
diturunkan Tuhan sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna ia dipersiapkan
untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga hari akhir. Islam tidak
hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, ibadah dan
penyerahan diri kepada Allah saja, melainkan juga mengatur cara mendapatkan
kebahagiaan hidup di dunia termasuk di dalamnya mengatur masalah pendidikan.
Sumber untuk mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia
dan akhirat tersebut adalah al Qur’an dan al Hadits. Sebagai sumber ajaran, al
Qur’an sebagaimana telah dibuktikan oleh para peneliti ternyata menaruh
perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran.
Demikian pula dengan al Hadist, sebagai sumber ajaran Islam,
di akui memberikan perhatian yang amat besar terhadap masalah pendidikan. Nabi
Muhammad SAW, telah mencanangkan program pendidikan seumur hidup ( long
life education ). Dari uraian diatas, terlihat bahwa Islam sebagai
agama yang ajaran-ajarannya bersumber pada al- Qur’an dan al Hadist sejak awal
telah menancapkan revolusi di bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang
ditempuh al Qur’an ini ternyata amat strategis dalam upaya mengangkat martabat
kehidupan manusia. Kini diakui dengan jelas bahwa pendidikan merupakan jembatan
yang menyeberangkan orang dari keterbelakangan menuju kemajuan, dan dari
kehinaan menuju kemuliaan, serta dari ketertindasan menjadi merdeka, dan
seterusnya.
Bagi umat Islam maka dasar agama Islam merupakan pondasi
utama keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran Islam bersifat
universal yang kandungannya sudah tercakup seluruh aspek kehidupan ini.
Corak pendidikan itu erat hubungannya dengan corak
penghidupan, karenanya jika corak penghidupan itu berubah, berubah pulalah
corak pendidikannya, agar si anak siap untuk memasuki lapangan penghidupan itu.
Pendidikan itu memang suatu usaha yang sangat sulit dan rumit, dan memakan
waktu yang cukup banyak dan lama, terutama sekali dimasa modern dewasa ini.
Pendidikan menghendaki berbagai macam teori dan pemikiran dari para ahli
pendidik dan juga ahli dari filsafat, guna melancarkan jalan dan memudahkan
cara-cara bagi para guru dan pendidik dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan
pengajaran kepada para peserta didik.
Kalau teori pendidikan hanyalah semata-mata teknologi, dia
harus meneliti asumsi-asumsi utama tentang sifat manusia dan masyarakat yang
menjadi landasan praktek pendidikan yang melaksanakan studi seperti itu sampai
batas tersebut bersifat dan mengandung unsur filsafat. Memang ada resiko yang
mungkin timbul dari setiap dua tendensi itu, teknologi mungkin terjerumus,
tanpa dipikirkan buat memperoleh beberapa hasil konkrit yang telah
dipertimbangkan sebelumnya didalam sistem pendidikan, hanya untuk membuktikan
bahwa mereka dapat menyempurnakan suatu hasil dengan sukses, yang ada pada
hakikatnya belum dipertimbangkan dengan hati-hati sebelumnya. Sedangkan para
ahli filsafat pendidikan, sebaiknya mungkin tersesat dalam abstraksi yang
tinggi yang penuh dengan debat tiada berkeputusan,akan tetapi tanpa adanya
gagasan jelas buat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang ideal.
Tidak ada satupun dari permasalahan kita mendesak dapat
dipecahkan dengan cepat atau dengan mengulang-ulang dengan gigih kata-kata yang
hampa. Tidak dapat dihindari, bahwa orang-orang yang memperdapatkan masalah
ini, apabila mereka terus berpikir, yang lebih baik daripada mengadakan reaksi,
mereka tentu akan menyadari bahwa mereka itu telah membicarakan masalah yang
sangat mendasar. Sebagai ajaran (doktrin) Islam mengandung sistem nilai diatas
mana proses pendidikan Islam berlangsung dan dikembangkan secara konsisten
menuju tujuannya. Sejalan dengan pemikiran ilmiah dan filosofis dari
pemikir-pemikir sesepuh muslim, maka sistem nilai-nilai itu kemudian dijadikan
dasar bangunan (struktur) pendidikan Islam yang memiliki daya lentur normatif
menurut kebutuhan dan kemajuan.
Jalaluddin mengatakan
bahwa filsafat pendidikan Islam juga dapat diartikan sebagai gagasan tentang
pelaksanaan pendidikan Islam yang bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam,atau
penerapan pemikiran filosofis tentang pendidikan Islam yang diterapkan.[5]
Pendidikan Islam mengidentifikasi sasarannya yang digali
dari sumber ajarannya yaitu Al Quran dan al Hadist, meliputi empat pengembangan
fungsi manusia :
1) Menyadarkan secara
individual pada posisi dan fungsinya ditengah-tengah makhluk lain serta
tanggung jawab dalam kehidupannya.
2) Menyadarkan fungsi manusia
dalam hubungannya dengan masyarakat, serta tanggung jawabnya terhadap
ketertiban masyarakatnya.
3) Menyadarkan manusia terhadap
pencipta alam dan mendorongnya untuk beribadah kepada Nya.[6]
Dari
pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam dapat
diartikan sebagai pelaksanaan pandangan dan kaidah pemikiran filosofis dalam
pengalaman masyarakat muslim yang disebut pendidikan, dimana
kaidah pemikiran filosofis yang bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam.
B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Penjelasan mengenai ruang lingkup ini mengandung
indikasi bahwa filsafat pendidikan Islam telah diakui sebagai sebuah disiplin
ilmu. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa sumber bacaan, khususnya buku
yang menginformasikan hasil penelitian tentang filsafat pendidikan Islam.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, mau tidak mau filsafat pendidikan Islam harus
menunjukkan dengan jelas mengenai bidang kajiannya atau cakupan pembahasannya.
Muzayyin Arifin menyatakan bahwa mempelajari
filsafat pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar,
sistematik. Logis, dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, yang tidak
hanya dilatarbelakangi oleh pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut
kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Pendapat ini memberi
petunjuk bahwa ruang lingkup filsafat Pendidikan Islam adalah masalah-masalah
yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan,
masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.[7]
C. Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam
Menurut
Imam Ghazali tujuan pendidikan yaitu pembentukan insan baik di dunia maupun di
akhirat.[8]
Sementara itu Prof. Mohammad Athiyah Abrosyi dalam kajiannya tentang pendidikan
Islam telah menyimpulkan 5 tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam yang
diuraikan dalam “ At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa Falsafatuha “ yaitu :
- Untuk membantu pembentukan akhlak
yang mulia. Islam menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa
pendidikan Islam.
- Persiapan untuk kehidupan dunia dan
kehidupan akhirat. Pendidikan Islam tidak hanya menaruh perhatian pada
segi keagamaan saja dan tidak hanya dari segi keduniaan saja, tetapi dia
menaruh perhatian kepada keduanya sekaligus.
- Menumbuhkan ruh ilmiah pada
pelajaran dan memuaskan untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu
bukan sekedar sebagai ilmu. Dan juga agar menumbuhkan minat pada sains,
sastra, kesenian, dalam berbagai jenisnya.
- Menyiapkan pelajar dari segi
profesional, teknis, dan perusahaan supaya ia dapat mengusai profesi
tertentu, teknis tertentu dan perusahaan tertentu, supaya dapat ia mencari
rezeki dalam hidup dengan mulia di samping memelihara dari segi kerohanian
dan keagamaan.
- Persiapan untuk mencari rezeki dan
pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Pendidikan Islam tidaklah semuanya
bersifat agama atau akhlak, atau sprituil semata-mata, tetapi menaruh
perhatian pada segi-segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan, kurikulum, dan
aktivitasnya. Tidak lah tercapai kesempurnaan manusia tanpa memadukan
antara agama dan ilmu pengetahuan.
Sementara
itu, menurut Al-Syaibani kegunaan filsafat pendidikan Islam adalah sebagai
berikut:
1.
Membentu perencanaan dan pelaksanaan pendidikan
Islam dalam rangka membentuk pemikiran yang sehat tentang proses pendidikan
Islam, tujuan dan fungsinya, serta meningkatkankualitas perencanaan dan
pelaksanaan pendidikan Islam.
2.
Membantu merumuskan asas bagi penentu pandangan
tentang kajiaan yang umum dan khusus, baik yang berkaitan dengan kurikulum
pendidikan Islam, kaidah-kaidah, dan cara-cara serta alat-alat pengajaran yang
bermacam-macam.
3.
Membantu memberikan dasar evaluasi pendidikan
secara keseluruhan.
4.
Membantu memberikan sandaran intelektual kepada
pendidik guna membela tidakan-tindakan pendidikan mereka.
5.
Membantu memberikan corak dan pribadi yang khas
dan istimewa bagi bangsa tetentu sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai
agama, kebudayaan, ekonomi, sosial, dan politik serta tuntutan-tuntutan pada
masa dan ruang tertentu, di mana dan kapan bangsa yang memerlukan pendidikan
itu hidup.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat
secara etimologi berasal dari bahasa Yunani Philosophia, Philo artinya
suka, cinta atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya
kebijaksanaan. Dengan demikian secara sederhana filsafat dapat diartikan cinta
atau kecenderungan pada kebijaksanaan.
Menurut Ahmad D. Marimba pendidikan
adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si - terdidik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama.
Sebagai ajaran (doktrin) Islam mengandung sistem nilai
diatas mana proses pendidikan Islam berlangsung dan dikembangkan secara
konsisten menuju tujuannya. Sejalan dengan pemikiran ilmiah dan filosofis dari
pemikir-pemikir sesepuh muslim, maka sistem nilai-nilai itu kemudian dijadikan
dasar bangunan (struktur) pendidikan islam yang memiliki daya lentur normatif
menurut kebutuhan dan kemajuan.
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa
filsafat pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pelaksanaan pandangan dan
kaidah pemikiran filosofis dalam pengalaman masyarakat muslim yang disebut
pendidikan, dimana
kaidah pemikiran filosofis yang bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam.
Ruang lingkup filsafat pendidikan Islam anatara
lain: masalah-masalah
yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan,
masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.
Prof. Mohammad Athiyah Abrosyi dalam kajiannya
tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan 5 tujuan yang asasi bagi pendidikan
Islam yang diuraikan dalam “ At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa Falsafatuha “
yaitu :
1) Untuk
membantu pembentukan akhlak yang mulia. Islam menetapkan bahwa pendidikan
akhlak adalah jiwa pendidikan Islam.
2) Persiapan
untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam tidak hanya
menaruh perhatian pada segi keagamaan saja dan tidak hanya dari segi keduniaan
saja, tetapi dia menaruh perhatian kepada keduanya sekaligus.
3) Menumbuhkan
ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan untuk mengetahui dan memungkinkan ia
mengkaji ilmu bukan sekedar sebagai ilmu. Dan juga agar menumbuhkan minat pada
sains, sastra, kesenian, dalam berbagai jenisnya.
4) Menyiapkan
pelajar dari segi profesional, teknis, dan perusahaan supaya ia dapat mengusai
profesi tertentu, teknis tertentu dan perusahaan tertentu, supaya dapat ia
mencari rezeki dalam hidup dengan mulia di samping memelihara dari segi
kerohanian dan keagamaan.
5) Persiapan
untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Pendidikan Islam
tidaklah semuanya bersifat agama atau akhlak, atau sprituil semata-mata, tetapi
menaruh perhatian pada segi-segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan, kurikulum, dan
aktivitasnya. Tidak lah tercapai kesempurnaan manusia tanpa memadukan antara
agama dan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Endang Saifuddin.1982. ILMU,
FILSAFAT, DAN AGAMA. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Haris, H. Abd. & Putra, Kivah
Aha. 2012. FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Jakarta: Amzah.
Malik Sy, H. Maman A. dkk. 2005. PENGANTAR
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Tafsir, Ahmad. 2012. Filsafat
Pendidikan Islami. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Uhbiyati, Nur. 1998. ILMU
PENDIDIKAN ISLAM. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.
Aneka Makalah, Makalah Filsafat
Pendidikan Islam, 2012,
From:
http://www.anekamakalah.com/2012/10/makalah-filsafat-pendidikan-islam.html
(Diakses 22 Februari 2017, jam 17.41)
Nuh Yamin, Filsafat Pendidikan
Islam, 2010,
From:
http://wwwnuh.blogspot.co.id/2008/07/filsafat-pendidikan-islam.html
(Di akses 22 Februari 2017, jam 17.25)
Scribd, FILSAFAT PENDIDIKAN
ISLAM,
From:
https://www.scribd.com/doc/259526952/FILSAFAT-PENDIDIKAN-ISLAM-pdf#
(Diakses 22 Februari 2017, jam 17.47)
[2] H. Abd. Haris
& Kivah Aha Putra, FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM, (Jakarta: Amzah,
2012), hlm. 27.
[3] Rizal
Munstansyir. & Misnal Munir, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR, 2010), hlm. 2.
[4] Ahmad Tafsir, Filsafat
Pendidikan Islami, (Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA, 2012), hlm. 33.
[5] Scribd, FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM, from: https://www.scribd.com/doc/259526952/FILSAFAT-PENDIDIKAN-ISLAM-pdf# (Diakses 22
Februari 2017, jam 17.47)
[6]
Nuh
Yamin, Filsafat Pendidikan Islam, 2010, from: http://wwwnuh.blogspot.co.id/2008/07/filsafat-pendidikan-islam.html
(Di akses 22 Februari 2017, jam 17.25)
[7] Aneka Makalah, Makalah
Filsafat Pendidikan Islam, 2012, from: http://www.anekamakalah.com/2012/10/makalah-filsafat-pendidikan-islam.html (Diakses 22
Februari 2017, jam 17.41)
[8] Nur Uhbiyati, ILMU
PENDIDIKAN ISLAM, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 1998), hlm. 33.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar